SIFAT-SIFAT UMUM AKTIVITAS KEJIWAAN
MANUSIA
(Perhatian)
MAKALAH
Tugas Kelompok Psikologi Pendidikan
Dosen : Iin Yulianti, M. A
Oleh
Farhatun Ni’mah Septiani : 1411030246
Lisna Cahyani : 1411030247
Maulana Fares Agasy : 1411030251
Siti Sarah : 1411030221
Manajaemen Pendidikan Islam/Kelas
D/Semester 2
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN
INTAN LAMPUNG
2015
KATA PENGANTAR
Seraya
memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena penulis menyadari bahwa
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “SIFAT-SIFAT
UMUM AKTIVITAS KEJIWAAN MANUSIA (PERHATIAN)”.
Makalah
ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas mata kuliah. Sehubungan
dengan selesainya makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dan
membimbing dalam pembuatan makalah ini. Secara khusus penulis menyampaikan
terima kasih kepada :
1. Ibu Iin
Yulianti, M. A selaku dosen mata kuliah Psikologi
Pendidikan.
2.
Orang tua yang selalu memberikan
motivasi.
3. Serta
Teman-teman dan kakak tingkat yang memberikan semangat untuk menyelesaikan makalah ini.
Semoga
amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT, dan dibalas dengan pahala
yang berlipat ganda. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan bagi pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan kami terima dengan senang hati demi penyempurnaan makalah ini.
Bandar
Lampung, 13 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang............................................................................................. 1...........
B.
Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.
Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Perhatian.................................................................................... 3
B.
Macam-Macam Perhatian............................................................................. 5
C. Hal-Hal yang Menarik Perhatian................................................................ 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kejiwaan
menjadi topik yang menarik untuk dibahas karena kejiwaan selalu berhubungan
dengan pribadi manusia. Pada awalnya ilmu yang membahas tentang kejiwaan ini
menyatu dengan ilmu filsafat hingga pada akhirnya ilmu ini menjadi bahasan
khusus dan menyabang membentuk ilmu yang membahas tentang kejiwaan yang disebut
dengan ilmi psikologi. Psiklogi secara umum dapat didefinisikan sebagai
disiplin ilmu yang berfokus pada perilaku dan berbagai proses mental serta
bagaimana perilaku dan proses mental ini dipengaruhi oleh konsisi mental organisme,
dan lingkungan eksternal.[1]Bahasan
tentang kejiwaan (ilmu psikologi) terus menerus berkembang hingga muncullah
berbagai cabang ilmu psikologi menjadi psikologi teoritis dan psikologi
praktis. Kemudian terbagi lagi menjadi psikologi umum, khusus dan lain-lain
yang lebih meruncing pada pokoknya masing-masing. Dalam dunia pendidikan ilmu
kejiwaan ini disebut dengan psikologi pendidikan. Yang memiliki banyak
pengertian, ruang lingkup, manfaat, dan
teori-teori. Juga membahas tentang hereditas dan sifat-sifat umum aktivitas
kejiwaan manusia yang didalamnya juga membahas tentang perhatian. Dalam proses
belajar mengajar didunia pendidikan, perhatian sangat dibutuhkan untuk
menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar tersebut. Karena perhatian
dianggap sebagai salah satu faktor penting dalam kesuksesan memajukan
pembangunan jiwa generasi muda. Dengan adanya bahasan tentang perhatian dalam
tulisan ini, maka hal ini akan memberikan pemahaman untuk menerapkan pemberian
perhatian dengan tepat. Agar kita dapat memberikan perhatian dalam pendidikan,
maka kita perlu mengetahui pengertian perhatian, macam-macam perhatian dan
hal-hal yang dapat menarik perhatian. Sehingga pendidik tidak salah dalam
memberikan perhatiaan dalam belajar mengajar.
Dan perlu diingat bahwa pendidik sebagai manusia memiliki anak didik
yang berupa manusia yang tidak sedikit dengan model kejiwaan yang berbeda. Jadi
pemberian perhatian benar-benar harus tepat yang tidak menimbulkan kecemburuan
antara peserta didik satu dengan peserta didik yang lain.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah
dipaparkan, maka rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :
1.
Apakah yang dimaksud dengan perhatian?
2.
Apakah perhatian itu bermacam-macam, lalu apa sajakah macam-macam perhatian
itu?
3.
Apa sajakah hal-hal yanag menarik perhatian?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk :
1.
Mengetahui maksud dari perhatian.
2.
Mengetahui adakah macam-macam perhatian itu dan mengetahui macam-macam perhatian.
3.
Mengidentifikasi hal-hal yang dapat menarik perhatian.
BAB
II
PEMBAHASAN
SIFAT-SIFAT
UMUM AKTIVITAS KEJIWAAN MANUSIA
Pemahaman
awam, informasi dari media, dan pengalaman pribadi bukanlah satu-satunya sumber
kesalahpahaman akan perilaku manusia. Psikologi memiliki banyak pesaing yang
tidak ilmiah, seperti “ilmu-ilmu” palmistri, grafologi, ramalan nasib,
numerologi, dan yang paling populer, astrologi. Seperti para psikolog, para
pencetus “ilmu-ilmu” tersebut berusaha menjelaskan berbagai persoalan manusia
dan meramalkan perilaku manusia.[2] Dari
deskripsi ini dapat diartikan bahwa psikologi adalah ilmu yang menjelaskan
berbagai persoalan manusia dan meramalkan perilaku manusia. Dengan adanya
perilaku manusia itu maka otomatis psikologi mempersoalkan aktivitas manusia. Secara umum, aktivitas –aktivitas itu dapat
dicari hukum-hukum psikologis yang mendasarinya agar para pendidik dapt lebih
mudah memahami anak didiknya. Dalam hal ini akan dijelaskan hal-hal yang
relevan dengan anak dalam psikologi pendidikan saja, salah satunya yaitu
perhatian.
D.
Pengertian Perhatian
“Perhatian (Attention) adalah
proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam
kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah,” demikian defenisi yang diberikan
oleh Kenneth E. Andersen (1972:46), dalam buku yang ditulisnya sebagai penghantar
teori komunikasi. Perhatian terjadi bila kita menkonsentrasikan dari pada salah
satu alat indera kita, yang mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera
yang lain. perhatian
itu merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan
bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap
satu objek.[3] Adapula
yang mengartikan “perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh
aktifitas individu yang ditujukan kepada suatu objek atau sekumpulan objek”.[4]
Objek dari perhatian ini dapat berpa apapun, yaitu semua hal yang diperhatika
oleh si subjek. Kata perhatian, tidaklah selalu
digunakan dalam arti yang sama. Beberapa contoh dapat menjelaskan hal ini:
a.
Dia
sedang memperhatikan contoh yang diberikan oleh gurunya.
b.
Dengan
penuh perhatian dia mengikuti kuliah yang diberikan oleh dosen yang baru itu.
Kedua
contoh diatas itu mempergunakan kata perhatian. Arti kata tersebut, baik dalam
masyarakat dalam hidup sehari-hari maupun dalam bidang psikologi kira-kira
sama. Karena itulah maka definisi mengenai perhatian itu yang diberikan oleh
para ahli psikologi juga dua macam yaitu kalau diambil intinya saja dan di
rumuskan sebagai berikut:
a.
Perhatian
adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu objek.
b.
Perhatian
adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktifitas yang
dilakukan
Dalam
tulisan ini kedua pengertian (arti) itu dipakai keduanya dipakai secara
bertukar-tukar. Untuk dapat menangkapnya maksudnya hendaklah pengertian
tersebut tidak dilepaskan dari konteksnya (kalimatnya).
Ada orang yang menyatakan, bahwa
perhatian adalah aktivitet jiwa. Ini sebenarnya kurang tepat, dan bahkan
perhatian itu bukan suatu fungsi. Fungsi
yaitu bentuk umum cara berinteraksi dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku
manusia yang tidak dapat dijabarkan lebih lanjut. Perhatian bukannya suatu
fungsi, melainkan adalah modus suatu fungsi hal-hal yang termasuk sebagai
fungsi yaitu pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, dan pikiran. Jadi fungsi
memberi kemungkinan dan perwujudan aktivitet.
Tadi dikatakan bahwa perhatian
adalah modus dari pada fungsi. Modus yaitu cara berposisi dan menggunakan. Jadi
perhatian adalah cara menggerakan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan
bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Dalam kata yang lebih mudahnya perhatian
adalah pemrosesan secara sadar atas suatu objek.
Dengan versi lain, perhatian dapat
diartikan dua macam yaitu:
a.
Perhatian
adalah pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu obyek.
b.
Perhatian
adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitet.
E.
Macam-Macam Perhatian
Ada
bermacam-macam perhatian, yang ada pada pokok-pokok yang meliputi :
1.
Macam-macam perhatian menurut cara kerjanya.
a.
Perhatian spontan
Perhatian spontan yaitu
perhatian yang tidak sengaja atau tidak sekehendak subyek. Perhatian ini terjadi tanpa perencanaan (tidak dapat
direncanakan) oleh subjek perhatian.
b.
Perhatian sekehendak
(perhatian disengaja, perhatian refleksif)
Perhatian refleksif
yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak
subyek. Perhatian ini tentu saja adalah bentuk usaha atau
kehendak manusia untuk memberikan perhatian kepada suatu objek perhatian.
Kedua perhatian itu pada dasarnya
memiliki perbedaan dalaam cara
kerjanya masing-masing. Perhatian spontan terjadi
dengan tidak disengaja. Misalnya ketika tengah hening belajar didalam kelas
tiba-tiba ada kegaduhan di luar kelas sehingga para siswa menengok keluar kelas
dan memperhatikan kejadian tersebut. Sedangkan
perhatian sekehendak atau refleksif
muncul ketika perhatian itu dilakukan dengan sengaja. Contohnya perhatian yang
diberikan oleh siswa yang tengah sengaja
datang ketempat pendidikan untuk mengikuti perkuliahan
psikologi pendidikan. Dari hal itu maka
dapat ditelaah bahwa perhatian yang diberikan secara sekehendak akan lebih
terarah dan mencapai keberhasilan yang baik karena perhatian itu telah
direncanakan atas kehendak saang subjek.
2.
Macam-macan perhatian menurut intensitasnya:
a.
Perhatian intensif
Perhatian intensif yaitu
perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsangan atau keadaan yang
menyertai aktivitet atau pengalaman batin.
b.
Perhatian tidak intensif
Perhatian
tidak intensif yaitu
perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsang beberapa keadaan aktifitas atau
pengalaman batin.
Makin banyak kesadaran yang
menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin intensiflah
perhatiannya. Dalam hubungan hal ini telah banyak dilakukan
penyelidikan-penyelidikan oleh para ahli yang hasilnya memberi kesimpulan,
bahwa tidak mungkin melakukan dua aktifitas yang kedua-duanya disertai oleh
perhatian yang intensif. Kecuali itu ternyata, pula bahwa makin intensif
perhatian yang menyertai sesuatu aktivitas akan makin sukseslah aktivitas itu.[5] Intens
memiliki arti sangat emosional, sangat kuat (tentang kekuatan), tinggi (tentang
mutu), penuh semangat dan berkobar-kobar.[6] Intensitas perhatian adalah tingkat
keseringan perhatian yang ditujukan pada kegiatan belajar anak didik, memberikan
bimbingan belajar, memperhatikan dan memenuhi kebutuhan alat-alat penunjang
pembelajaran, memberikan dorongan untuk belajar, memberikan pengawasan,
pengarah, dan lain sebagainya supaya siswa mencapai prestasi belajar yang
memuaskan.
3.
Macam-macam perhatian menurut luasnya obyek:
a.
Perhatian terpusat
Perhatian
terpusat yaitu perhatian yang tertuju kepada
lingkup obyek yang sangat terbatas. Misalnya
seorang yang sedang memancing ikan, seorang pemanah atau pemburu yang sedang
memburu binatang. Begitu juga seorang mahasiswa yang sedang berkonsentrasi
mempelajari mata kuliah statistik. Sifat konsentratif itu umumnya agak tetap
kukuh dan kuat, tidak gampang memindahkan perhatiannya ke objek lainnya.[7] Dari pandangan
ini dapat diketahui bahwa perhatian ini tidak mudah goyah, karena subyek
perhatian begitu antusias untuk mempelajari atau mendapatkan hal ia mau atas
karena ia telah memberikan perhatian penuhnya kepada hal tersebut. otomatis dia
tidak akan mengalihkan perhatiannya ke objek yang lain.
b.
Perhatian terpancar
Perhatian terpancar
yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada
lingkup obyek yang luas atau tertuju kepada bermacam-macam objek. Dengan sifat ini orang dapat membagi-bagi perhatiannya
kepada beberapa arah dengan sekali jalan atau dalam waktu yang bersamaan.
Misalnya saja orang yang sedang mengetik, guru yang sedang mengajar, sopir yang
sedang mengemudi, dan sebagainya. Jika dianalisis dalam pelaksanaannya
maka perhatian ini tentu saja tidak hanya terfokus kepada suatu objek perhatian
saja.
4.
Perhatian Statis dan Perhatian
Dinamis
Abu Ahmadi (2003) menyatakan bahwa
perhatian juga dapat dibagi menjadi perhatian statis dan perhatian dinamis:
a.
Perhatian statis
Statis
artinya adalaah tidak bergerak atau tidak berubah. Perhatian statis adalah
perhatian yang tetap terhadap sesuatu. Hal ini terjadi pada orang yang dapat
mencurahkan perhatiannya kepada sesuatu seolah-olah tidak berkurang
kekuatannya. Dengan perhatian yang tetap
itu maka dalam waktu yang agak lama orang dapat melakukan sesuatu dengan
perhatian yang kuat.
b.
Perhatian dinamis
Perhatian
dinamis adalah perhatian yang mudah berubah-ubah, mudah bergerak, mudah mudah
berpindah dari objek yang satu ke objek yang lain. Supaya perhatian kita
terhadap sesuatu tetap kuat, maka tiap-tiap kali perlu diberi perangsang baru.
Perangsang baru dalam hal ini dimaksudkan agar perhatian dapat berubah menjadi
perhatian yang lebih kuat, bukan bergerak berkurang atau bahkan mencapai titik
kejenuhan.
5.
Perhatian fiktif dan fluktuatif
Selain itu perhatian dapat dibagi
menjadi fiktif dan fluktuatif (Abu Ahmadi, 2003):
a.
Perhatian fiktif (perhatian melekat)
Perhatian fiktif (perhatian melekat)
yakni perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal dan boleh dikatakan bahwa
perhatiannya dapat melekat lama pada objeknya. Orang yang bertipe perhatian
melekat biasanya teliti sekali dalam mengamati sesuatu, bagian-bagiannya dapat
ditangkap, dan apa yang dilihatnya dapat diuraikan secara objektif. Orang
yang memeiliki perhatian seperti ini biasanya kritis dan penuh semangat dalam
melerai dan mengembangkan fokus yang diperhatikan secara seksama dan mendalam.
b.
Perhatian fluktuatif (bergelombang)
Orang yang mempunyai tipe ini pada
umumnya dapat memperhatikan bermacam-macam hal sekaligus, tetapi kebanyakan
tidak saksama. Perhatiannya sangat subjektif, sehingga yang melekat padanya
hanyalah hal-hal yang dirasa penting bagi dirinya. Objek diperhatikan sekadarnya
saja. Sang subjek memperhatika sesuatu yang dianggapnya penting saja tanpa ada
pendalaman tentang hal itu.
Demikianlah
bermacam-macam perhatian yang ada dalam kehidupan manusia. Adapun
macam-macam perhatian yang tepat dilakukan dalam belajar yaitu :
a.
Perhatian intensif
Perhatian intensif perlu
digunakan, karena kegiatan yang disertai dengan perhatian intensif yang lebih
terarah. Dimana aktivitas yang disertai dengan perhatian intensif
akan lebih sukses, dan prestasinya lebih tinggi. Alangkah baiknya jika
tiap-tiap pelajaran yang diberikan
pendidik kepada peserta didiknya dapat diterima dengan cukup intensif. Karena
subjek memberikan perhatiannya secara penuh dan penuh semangat pada sesuatu
yang menjadi objek perhatian, misalnya mata pelajaran (materi ) yang dipaparkan
oleh guru (pendidik),.
b.
Perhatian yang disengaja
Perhatian yang
disengaja perlu digunakan, karena kesengajaan
dalam kegiatan akan mengembangkan pribadi anak didik. Selain berlatih
untuk membuat perencanaan, subjek yang melakukan tipe perhatian yang disengaja
ini akan memberikan semangat perhatian yang penuh sehingga hasilnya alebih
baik. Karena dalam hal ini sang subjek sadar akan pentingnya objek itu dalam
proses kehidupannya.
c.
Perhatian spontan
Perhatian
spontanpun perlu dilakukan, karena perhatian yang
spontan cenderung dapat berlangsung lebih lama dan intensif dari pada perhatian
yang di sengaja. Daya ingat dari
sang subjek akan lebih muncul dalam hal ini. Misalnya saja ketika seseorang
tengah memperhatikan guru yang tengah mengajar didepan, tiba-tiba handphone
seorang siswa berdering, maka kejadian itu akan mudah diingat oleh siswa dalam
waktu relatif lama. Dalam hal ini diharapkan peserta didik dapat menerapkannya
dalam menerima suatu informasi yang disampaikan dari berbagai macam hal yang
dimana saat informasi itu disampaikan maka peserta didik secara spontan dapat
menyimpan dalam ingatan informasi tersebut.
F.
Hal-Hal yang Menarik Perhatian
Di
pandang dari segi praktis adalah sangat penting untuk mengetahui hal-hal apa yang
menarik perhatian itu. Didalam mempersoalkan hal ini kita dapat melihatnya dari
dua segi, yaitu dari segi obyek yang diperhatikan dan dari segi obyek yang
memperhatikan.
1.
Di pandang dari segi obyek
Maka dapat
dirumuskan bahwa “hal yang menarik perhatian adalah hal yang keluar dari
konteksnya” atau kalau dikatakan secara sederhana “hal yang menarik perhatian
adalah hal yang lain dari lain-lainnya. Kelainan
atau perbedaan dari yang lain ini dapat bermacam-macam, misalnya:
a.
Dalam
sebuah barisan salah seorang diantara yang berbaris itu memakai baju merah,
sedang lain-lainnya berbaju putih, maka sibaju merah itu menarik perhatian;
b.
Dalam
suatu pertemuan hampir semua tamu telah duduk, kecuali seorang yang masih mondar-mandir,
maka yang mondar mandir
itu yang menarik perhatian;
c.
Lampu
dalam etalase tokoh yang sebentar nyala sebentar padam menarik perhatian,
karena lampu yang lain-lainnya menyala terus;
d.
Iklan
disurat kabar yang dipasang terbalik menarik perhatian karena berbeda dari yang
lain;
e.
Keadaan
sikap, sifat, cara berpakaian yang lain dari biasannya (misalnya orang yang
biasannya peramar menjadi pendiam, orang biasanya tertib jadi kurang tertib,
orang yang biasannya penyabar jadi suka marah-marah, orang yang biasanya
menggunakan kemeja dan celana lalu mengenakan kain dan destar, dan sebagainya)
pastilah juga menarik perhatian;
f.
Hal
yang mendadak datang atau hal yang lenyap dengan tiba-tiba (misalnya suara
letusan dalam suatu malam yang tenang) juga menarik perhatian;
g.
Dan
lain-lain lagi.
2.
Dipandang
dari subyek yang memperhatikan
Maka
dapat dirumuskan bahwa hal
yang menarik perhatian adalah yang
sangat bersangkut paut dengan pribadi si subyek. Yang bersangkut paut dengan
pribadi sisubyek itu juga dapat bermacam-macam misalnya:
a.
Hal-hal
yang bersangkut paut dengan kebutuhan itu menarik perhatian; iklan tentang
obat-obatan menarik perhatian orang yang butuh membeli obat, iklan tentang
rumah yang akan disewakan menarik perhatian orang yang butuh menyewa rumah,
pengumuman untuk mahasiswa program S2 tidak menarik perhatian mahasiswa program
S1 dan sebagainya.
b.
Hal
yang bersangkut paut dengan kegemaran itu menarik perhatian,
c.
Hal-hal
yang bersangkut paut dengan pekerjaan atau keahlian itu menarik perhatian,
d.
Hal
yang bbersangkut paut dengan sejarah hidup sendiri itu menarik perhatian,
e.
Dan
lain-lainnya.
3.
Dilihat dari segi komunikator
Komunikator yang
membawa subyek dalam posisi yang sesuai dengan lingkungannya misalnya :
a.
Guru/komunikator yang memberikan penlayanan/perhatian khusus kepada sujek.
b.
Guru/komunikator yang menampilkan dirinya diluar konteks lingkungannya.
c.
Guru/komunikator yang memiliki sangkut paut dengan subjek.
Faktor Eksternal
Penarik perhatian
Apa
yang kita perhatikan ditentukan oleh faktor-faktor situasional dan personal.
Faktor situasional terkadang disebut sebagai determinan perhatian yang bersifat
eksternal atau menarik perhatian (attention getter). Stimuli diperhatikan
karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol, antara lain: gerakan, intensitas
stimuli, kebaruan, dan perulangan.
1.
Gerakan
Gerakan seperti
organisasi yang lain manusia secara fisual tertarik kepada objek-objek yang
bergerak. Kita senang melihat huruf-huruf dalam display yang bergerak
menampilkan nama barang yang di iklankan. Disini
objek perhatian dibuat untuk berusaha menarik perhatian si subyek yaitu dengan
membuat objek menjadi dinamis.
2.
Intensitas
stimuli,
Kita
akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol dari stimuli yang lain. Disini hal yang membuat menarik adalah adanya sesuatu
yang paling menonjolkan perbedaan. Misalnya disuatu kelas ada siswa yang paling
nakal, paling pintar, paling bodoh, paling cantik dan lain-lain maka siswa itu
dapat menjadi objek perhatian yang menarik.
3.
Kebaruan
(Novelty),
Hal-hal
yang baru, yang luar biasa, yang berbeda, akan menarik perhatian. Misalnya sebuah pelajaran baru yang belum diketahui
peserta didik akan menarik perhatian siswa (subjek perhatian) itu.
4.
Perulangan
Hal-hal
yang disjikan berkali-kali apabila
disertai sedikit fariasi akan menarik perhatian. Disini, unsur-unsur
“familiarity” (yang sudah kita kenal) berpadu dengan unsur-unsur “Novelty”
(yang baru kita kenal). Dalam kata lain
sesuatu yang telah dimodofikasi (diimprovisasi) akan menarik perhatian subjek
perhatian.
Pengaruh perhatian guru terhadap
motivasi belajar siswa
Motivasi
mempunyai korelasi positif dengan prestasi belajar siswa. Dengan adanya
motivasi bisa menjadi cambuk bagi siswa dalam meningkatkan aktivitas belajarnya.
Siswa yang memiliki motivasi dalam belajar tentu akan memiliki prestasi lebih
baik dibandingkan dengan siswa yang tidak memiliki motivasi kuat untuk belajar.
Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar, motivasi menjadi aspek penting
yang harus diperhatikan guru terhadap siswa-siswanya.
Dalam
satu kelas, tidak semua siswa mempunyai motivasi belajar yang kuat. Ada siswa
yang masuk kelas karena takut dimarahi orang tuanya, ada juga yang mengikuti
pelajaran karena takut dimarahi oleh gurunya. Ada pula siswa yang masuk kelas
karena bukan ingin memahami pelajaran, tetapi lebih karena ingin bermain
bersama teman-temannya. Namun ada juga siswa yang masuk kelas karena dorongan
dari dirinya sendiri untuk belajar dan mengikuti pelajaran dengan baik. Berbagai
motivasi ini hendaknya menjadi perhatian bagi para guru.
Motivasi
ini sangat erat kaitannya dengan kebutuhan siswa. Siswa akan bertindak dengan
cepat bila dalam dirinya ada kebutuhan. Ibarat makan dan minum. Setiap hari
kita selalu membutuhkan makan dan minum untuk hidup. Disinilah tantangan bagi
guru, bagaimana agar dapat memberikan motivasi kuat bagi siswa (menjadi
motivator) sehingga belajar dapat dipersepsikan sebagai suatu kebutuhan bagi
hidup mereka. Bila siswa sehari saja tidak melakukan aktivitas belajar layaknya
seorang yang merasa kehausan dan kelaparan.
Menumbuhkan
motivasi siswa
Menumbuhkan
motivasi belajar siswa memang tidak mudah. Dibutuhkan strategi pengajaran bagi
tiap guru untuk mencapai hasil tersebut. Guru harus mampu menumbuhkan dan merangsang
semua potensi yang terdapat pada siswanya serta mengarahkan agar mereka dapat
memanfaatkan potensinya tersebut secara tepat, sehingga siswa dapat belajar
dengan tekun untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
Beberapa
cara yang dapat menumbuhkan motivasi siswa adalah sebagai berikut :
- Ketika memulai sebuah pelajaran, alangkah baiknya jika guru menjelaskan tentang tujuan yang ingin dicapai dari pelajaran itu sehingga siswa mampu menangkap dan mencerna dengan baik hasil dari pembelajaran.
- Ketika menjelaskan materi pelajaran, kaitkan dengan kebutuhan dan kehidupan siswa sehari-hari. Minat dan motivasi siswa akan tumbuh bila contoh-contoh tentang materi pelajaran yang diberikan oleh guru ada hubungannya dengan kehidupan mereka sehari-hari.
- Materi pelajaran yang sulit harus dikemas oleh guru sesederhana mungkin agar lebih mudah dicerna dan dipahami oleh siswa. Materi yang terlalu sulit akan membunuh motivasi siswa dari dalam. Mereka akan jenuh, bosan dan akhirnya tidak memperhatikan pelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu menyesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.
- Berikan penghargaan bagi siswa bila mereka telah melakukan hal-hal positif dan menunjukkan perkembangan yang kian bagus. Bentuk penghargaan misalnya dengan memberikan pujian. Bila guru melakukan ini, akan memberikan motivasi tersendiri bagi siswa untuk tetap mempertahankan prestasinya dan bahkan dapat meningkatkan prestasi mereka menjadi lebih baik lagi.
- Proses pembelajaran dilakukan dengan menyenangkan (fun learning). Bila suasana belajar dan hati siswa senang maka materi pelajaran yang diberikan akan lebih mudah dipahami. Kegiatan belajarpun menjadi lebih menarik dan tidak membosankan.
- Ciptakan persaingan dan kerjasama sehat antar siswa. Persaingan yang sehat dapat memberikan pengaruh yang baik untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa. Melalui persaingan sehat, siswa dimungkinkan akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memperoleh hasil yang terbaik. Oleh sebab itu, guru harus mendesain pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk bersaing sehat antara kelompok maupun antar individu. Namun demikian, diakui persaingan tidak selamanya menguntungkan, terutama untuk siswa yang memang dirasakan tidak mampu untuk bersaing, oleh sebab itu pendekatan cooperative learning dapat dipertimbangkan untuk menciptakan persaingan antarkelompok.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Perhatian adalah pemrosesan secara sadar
atas suatu objek.
2.
Ada macam-macam perhatian yang dapat dilihat dari berbagai bentuk. Baik
dari intensitasnya, dari luasnya objek, dari cara kerjanya ada pula perhatian
statis, dimanis, aktif, fluktuatif, dll.
3.
Hal-hal yang dapat menarik perhatian dapat berasal dari keadaan objek dan
dapat pula berasal dari keadaan subjek perhatian.
DAFTAR
PUSTAKA
Kartono,
Kartini, Psikologi Sosial untuk
Manajemen, Perusahaan, dan Industri, Edisi Kedua, Jakarta : CV Rajawali,
1985., Cet ke-1
Rahmat,
Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung
: PT. Remaja Rosdakarya,2003.
Sumadi
Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada, 1995.
Susilo Riwayadi
danSuci Nur Anisyah, Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia, Surabaya : Sinar Terang.
Soemanto, Wasty,
Psikologi Pendidikan, Malang : Rineka
Cipta, 1983.
Wade , Carol dan
Tavris, Carol, Psikologi Edisi-9 jilid 1,
Jakarta : Erlangga, 2007.
Walgito, Bimo, Pengantar
Psikologi Umum, Yogyakarta : Andi,
2004.
http://www.psychologymania.com/2013/04/macam-macam-perhatian.html
[1] Carol Wade dan Carol Tavris, Psikologi Edisi-9 jilid 1, Erlangga,
Jakarta : 2007, hlm 3
[2]
Ibid,
[3]
Kartini Kartono, Psikologi Sosial untuk Manajemen,
Perusahaan, dan Industri, Edisi Kedua, CV Rajawali, Jakarta : 1985 Cet
ke-1, hm 12
[4]
Bimo Walgito, Pengantar
Psikologi Umum, Andi, Yogyakarta : 2004, hlm 24
[5] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta : 1995, hlm 14
[6]
Susilo Riwayadi danSuci Nur
Anisyah, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Sinar
Terang, Surabaya, hlm 179
[7]
Di akses di http://www.psychologymania.com/2013/04/macam-macam-perhatian.html
pada Selasa, 17 Maret 2014 pukul22;47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar